Perjuangan Band Indie Tanpa Label: Cerita HOUSEOFJOY

 Perjuangan Band Indie Tanpa Label: Cerita HOUSEOFJOY



Banyak yang ngira jadi band itu glamor: panggung terang, musik keras, crowd teriak, dan hidup enak.
Tapi kenyataannya, perjalanan kami justru dimulai dari kebalikannya.

HOUSEOFJOY lahir di ruang sumpek dan panas, di kamar vokalis kami, Dymaz Redric.
Itu bukan studio. Bukan tempat ideal buat rekaman.
Tapi di situlah semua lagu kami lahir dari nol.

Bayangin aja:
Drum, Sound Monitor, Ampli Gear, gitar, mic, kabel, Hardcase, Bahkan Alat2 Perlengkapan Manggung semua masuk ke kamar berukuran kecil itu. 
Kalian tau ? kami Latian Dan Rekaman Hanya Di Rumah Orang Ini Persiapan Manggung Pun Ngambil Alat Dari Rumahnya Alat Serba Ada Semua Ada Di Rumah Manusia Gila satu ini. 
Ya Walau ga yang alat mahal, setidak nya alatnya sangat proper buat latian, manggung, dan rekaman semua hal kita akal2 in mulai dari cara treat rekaman cara manggung darurat karena kelupaan bawa strap (tali pinggang iyan Jadi Korban) Snare Rizky yang kena Air di keringin pakai defoger, hingga mobil sedan tua dymaz yang jadi kendaraan pribadi band kadang juga trouble suka mogok karena ini mobil kelahiran tahun 1993 katanya, kalo di 2025 udh (32 tahun) usia itu mobil 

Emg Ada Tempat tidur di Kamar dymaz ?? Gak ada.
Dymaz tidur di lantai, di atas ambal tipis beralas kain lusuh,
pakai dua bantal tua yang tiap pagi harus dilipat dan disingkirkan
supaya ruang cukup luas buat kerja.

Dymaz belajar semua sendiri rekaman, mixing, mastering semua otodidak.
Nonton video, baca forum, eksperimen sampai pagi dan harus dilanjutkan kerja juga buat sustain penghasilan buat makan, rokok, minum dll dia kerja di sebuah toko retail di kotanya
dengan semangat nya yang tinggi dan kertertarikan musik yg kuat dia pulang kerja lgsg ke studio lagi Studio lagi gitu terus dan selalu repeat For Real.

Kadang suaranya aneh, kadang gagal.
Tapi kami gak pernah berhenti, karena tahu gak ada yang akan bikin ini buat kami.

Banyak lagu HOUSEOFJOY memang lahir dari ide dan produksi Dymaz, 
tapi setelah itu, kami keroyokan bareng-bareng.
Seolah-olah Dymaz ini "orang gila" dalam musik
sosok yang gila musik dan pejuang tanpa kompromi. 
Tapi setelah itu, kami keroyokan buat membangun suara itu jadi nyata.

Dymaz Redric itu semacam “hantu dunia” yang punya koneksi digital luar biasa, teman bule, relasi internasional, orang2 asing sesama musisi juga org2 berbakat underground, editor hahaha aneh ya
Banyak Juga Anak2 luar kota palembang terutama yang di generasi muda sering chilling out sama ini anak selalu pulang pergi luar kota kalo lagi free libur kerja. walau tinggal di kota kecil dengan lingkungan terbatas. Ambisinya luar biasa, pantang menyerah, dan Rizky serta Iyan selalu jadi support system-nya.

Iyan Juga ga kalah menarik buat relasi sesama musisi nya banyak juga dari negara2 luar kayak dari colombia "Tweenty Eight" yang akhirnya collab sama HOUSEOFJOY di album  
"Don't Follow the trend (Deluxe Edition)"  

B.I.G Iyan adalah partner yang selalu hadir sejak awal.
Dia bukan cuma rapper doang, tapi juga jadi penyeimbang.
Saat Dymaz terlalu tenggelam dalam eksperimen dan ambisi,
Iyan hadir dengan energi yang membumi:
mengatur, menyemangati, bantu produksi, bantu promosi,
dan yang paling penting percaya.
Kepercayaan Iyan ke Dymaz dan proyek ini gak pernah pudar.
Dan itu yang bikin semua ini terus hidup.

Rizky Tampani, drummer kami, sekarang tinggal di bali buat cari nafkah.
Tapi jarak gak jadi penghalang. dia punya semangat yang tinggi di musik, Jiwanya terkunci di dunia musik sama seperti beat yang dia mainkan mengunci musik2 kami jadi satu kesatuan yang kuat dia sangat tertarik dengan musik bukan hanya di drum tapi memiliki ketertarikan lebih dari itu sungguh pikiraan yang liar! beat drum dan groove di band adalah tugas dia. 

Walau dia jauh sekarang Karena komitmen lebih kuat dari lokasi.
Kami tetap bergerak, tetap satu visi. dan tetap akan melanjutkan album ke 2 kami
Dan ya sekarang, kami lagi menyiapkan album baru lagi yang lebih jujur, lebih liar, dan lebih nekat, lebih ngena dan lebih mewakili.


Kami bukan anak label, gak punya koneksi industri, gak ada dana promosi, gak punya manajemen.
Cuma ada satu hal: niat gila bikin musik yang nyata.
Musik buat kami bukan produk, tapi pelarian dan ekspresi jujur.
Kami eksperimen, kami cari suara yang bikin orang ngerasa sesuatu yang mentah, yang hidup.

Kamartengahrecords adalah label kami bukan perusahaan, bukan institusi, cuma nama yang kami bawa sebagai bendera kecil.
Di tahun 2025, kami resmi kerja bareng Future Asian Music (FAM), distributor digital yang dikawal oleh orang-orang gila di industri musik Asia.
Beberapa menyebut mereka “88rising 2.0,” dan kabarnya, Sean Miyashiro juga mulai memperhatikan gelombang ini.

Kami gak tahu masa depan kami seperti apa, tapi kami yakin satu hal:
Kami berjalan di jalur yang kami pilih sendiri, bukan jalur yang disiapkan orang lain.

Perjalanan kami gak mudah.
Kami cuma ingin didengarkan apa adanya.
Kami gak numpang tren.
Kami gak pengen dipuji karena ‘idealis.’
Dari awal, niat kami jelas:
Masukin musik rock asia ke level global
Bawa Identitas Khususnya Asia (Indonesia) Ke Mata Global
Manggung Ke Seluruh Penjuru Dunia!

HOUSEOFJOY adalah suara dari pinggiran.
Buat yang gak punya tempat.
Buat yang sering disepelekan.
Buat yang merasa sendiri di tengah keramaian.
Dan suara ini, kami yakin, bakal sampai ke kamu pelan tapi pasti.


Dengarkan perjalanan kami di:

Ikuti Sosmed Kami di :
Instagram Account
X

Cari: HOUSEOFJOY (tanpa spasi)

Kami bukan podcast.
Kami bukan gereja.
Kami bukan album lama.
Kami adalah HOUSEOFJOY.
Sebuah band. Sebuah suara. Sebuah perlawanan.

Comments

  1. Keren banget bang semangat terus kalian berkarya nya ya! God always bless u

    ReplyDelete

Post a Comment